RSS

Sepekan di Kupang : Adaptasi

15 Nov

Sepekan sudah saya berada di Kupang – Nusa Tenggara Timur, belahan Indonesia yang tidak pernah terbayangkan akan saya kunjungi, apalagi untuk ditinggali. Tempat yang awalnya serasa penuh misteri, namun ternyata sarat akan cerita.

MASYARAKAT

                Ada kejadian unik saat saya naik taksi dari Bandara El Tari, pada hari kedatangan saya. Taksi yang saya tumpangi hampir tertabrak oleh angkutan umum yang dikemudikan agak sembarangan. Walhasil, sang sopir taksi langsung memaki-maki sambil menyebut banyak nama hewan dengan suara yang sangat lantang. Sejenak saya berpikir, jangan2 mayoritas penduduk di sini memiliki karakter yang sama. Faktanya? Saya kira tidak. Selama bertugas di bagian pelayanan kantor, saya banyak berjumpa dengan masyarakat yang polos, malu-malu, dan memiliki sopan santun.

         Mereka berbicara dengan cepat, menggunakan bahasa Kupang yang belum saya pahami. Seringkali saya meminta terjemahannya dari rekan saya. Kalau orang2 Kupang sedang berkumpul, bercerita, dan tertawa2, saya hanya menatap mereka dengan muka mengharap iba. Bahasa Kupang banyak menyingkat kata. Begini contohnya: “Besong pi sa, beta su makan”, artinya : “Kamu PergI SajA, saya SUdah makan”. Seru bukan? 😀

BIAYA HIDUP

                Tidak banyak barang yang harganya melambung tinggi, contohnya gas elpiji dan air. Saya tercengang mendengar harga gas elpiji dan tabungnya, 700 ribu rupiah. Serasa beli emas ya. Mayoritas penduduk sini ternyata memakai kompor minyak bersumbu yang harganya jauh lebih terjangkau, termasuk saya. Sementara itu, air di sini sedikit berkapur. Untuk keperluan minum, saya memakai air mineral galon yang harganya di atas 30 ribu rupiah, sedangkan di Jawa hanya 15 ribu rupiah saja.

                NTT termasuk daerah yang rawan kekeringan. Jika musim kemarau datang, air sedikit susah dicari, seperti yang terjadi saat ini. Di rumah dinas yang saya tempati, keran air hanya hidup 2X dalam sehari (pagi dan sore), tapi bisa juga 1X sehari. Masih ingat kan iklan air mineral jaman dahulu kala yang menampilkan anak kecil bahagia sambil berujar “Sumber air su dekat” atau “Sumber air sudah dekat”? Jadi, kebahagiaan mendapatkan air di sini dengan mudah adalah sebuah realita 😀

                Bagaimana dengan harga bahan pokok lainnya? Saya kira, tidak berbeda jauh dengan harga di Jawa.

LINGKUNGAN

                Di sini mudah sekali bertemu pantai yang cantik. Pantai-pantai tersebut bersisian dengan jalan yang dilalui ramai kendaraan. Kalau lelah dengan rutinitas, ke pantai saja sambil menikmati sunset. Asyik, bukan? Meski terletak di daerah pantai2, jalan2 di Kupang banyak sekali memiliki tanjakan dan turunan ala daerah pegunungan. Situasinya juga relatif sepi. Hanya sesekali saja tiba2 terdengar suara musik kencang sekali. Ternyata sumber suara adalah dari angkutan kota yang banyak dikemudikan oleh anak muda. Musik tersebut memang diputar keras2 untuk menarik minat penumpang.

                Di Kupang juga banyak saya jumpai hotel, supermarket, dan restoran mewah. Posisinya sebagai ibu kota provinsi membuatnya demikian. Jadi, Kupang bukan termasuk kota terpencil, kan? 😀

MENJADI MINORITAS

                Muslim menjadi minoritas di sini. Tak heran jika hewan2 yang tidak boleh disentuh banyak berkeliaran serta dagingnya banyak diperjualbelikan. Ada salah satu toko yang menjual daging dan ayam halal hingga menjadi pilihan banyak orang.

                Masjid pun jarang dijumpai. Saya bersyukur masih bisa mendengar suara adzan ketika di rumah dan di kantor. Berbeda dengan situasi di Kampung Solor dan Kampung Air Mata yang merupakan perkampungan muslim. Saya baru pernah mengunjungi Kampung Solor yang memiliki agenda rutin pengajian pekanan. Pengajian dihadiri oleh muslim pendatang dan muslim asli Kupang.

                Bicara tentang pengajian, para ibu yang menempati rumah dinas di lingkungan saya juga berinisiatif untuk mengadakan pengajian bulanan dengan mengundang seorang ustadz, meski pesertanya hanya segelintir saja.

—-

Bercerita tentang Kupang sepertinya akan sangat panjang. Kupang yang unik, indah, dan toleran. Jika Anda ingin tahu lebih banyak tentang Kupang, tidak ada salahnya untuk menjadikannya sebagai tujuan perjalanan 😀

Selamat menikmati kehidupan!

 
1 Comment

Posted by on November 15, 2014 in Uncategorized

 

One response to “Sepekan di Kupang : Adaptasi

  1. angmarta

    November 27, 2014 at 4:22 am

    Duh, jadi penasaran sama Kupang dan daerah NTT lainnya….

     

Leave a comment