Duhai adikku..
Malam ini aku kembali membaca berita yang sangat menyesakkan. Sekitar 62 % remaja di Indonesia sudah tidak perawan. Bahkan, sepertiganya sudah melakukan praktik aborsi. Mencengangkan, bukan? Aku tak habis pikir, bagaimana bisa usia yang seharusnya mulai digunakan untuk mengembangkan diri justru digunakan untuk hal-hal seperti itu? Sebagai bagian dari pencarian jati dirikah? Entahlah.
Tahukah, adikku? Aku lebih berbangga memiliki adik tipe rumahan. Yang enggan keluar rumah hanya untuk nongkrong disana-sini atau menghabiskan sesuka hati uang orang tua yang didapat dengan penuh jerih payah. Jadilah wanita yang pandai menempatkan diri..
Aku ingin kamu menjadi istimewa.. Tidak berboncengan dengan teman lelaki kesana-kemari, ber-SMS-an ria dengan mereka sambil tersenyum-senyum sendiri, dan mau bergandengan tangan yang sebenarnya lebih buruk dari ditusuk jarum besi. Aku paham benar di usia sepertimu ini, godaan untuk memiliki kekasih hati amatlah menguji kesabaran diri. Namun, jika suatu saat ada yang memintamu menjadi “teman dekat” dan kamu tak sanggup menolak, izinkan aku untuk menjadi yang pertama menemuinya. Untuk melindungimu. Aku tak akan rela membiarkanmu seperti remaja pada umumnya. Apapun statusnya, entah pacar, TTM, HTS (Hubungan Tanpa Status), atau apalah..aku tidak akan pernah rela. Ini bukan hanya tentang gaya hidup. Ini tentang prinsip yang harus kita genggam dengan erat.
Duhai adikku…
Aku ingin kamu tetap teristimewa.. Pertahankan jilbabmu meski godaan untuk berdandan cantik begitu dahsyatnya. Kita ini amat berharga. Barang berharga harus dibungkus dengan rapi, bukan? Bayangkan dua potong kue, yang satu terbungkus dengan rapi, dan yang lainnya terbuka serta dapat dicicipi oleh banyak orang. Tentu kita akan membeli yang masih terbungkus, bukan? Orang istimewa akan memilih yang juga istimewa untuk dirinya..
Tetap pertahankan jilbabmu meskipun mungkin kamu akan kehilangan beberapa kesempatan untuk mengikuti sesuatu. Imanmu tidak boleh digadaikan dengan apapun. Jilbab bukan sekadar simbol agama. Ini salah satu upaya untuk taat pada Rabb kita..
Duhai adikku..
Menjalankan hal yang benar bukan berarti kampungan. Biarlah orang berkata apa saja karena nyatanya kini lebih banyak yang memaklumi kesalahan dan mencurigai kebenaran. Kini, masyarakat yang sangat membenci poligami berdiam diri ketika banyak yang menikah karena “kehamilan dini”. Mencurigai wanita yang berjilbab lebar, namun tidak berkomentar pada mereka yang auratnya terumbar. Dan, masih banyak lagi nampaknya..
Terakhir, bersahabatlah dengan teman-teman yang banyak mengajak pada kebenaran. Namun, tetaplah juga bergaul dengan yang lain untuk kamu ajak menuju kebenaran pula. Semoga kita dapat ramai-ramai berkumpul dalam jannah-Nya..
Duhai adikku..
Aku menulis ini bukan karena aku sudah jadi teladan. Ini juga menjadi pengingat bagi diri sendiri yang masih menumpuk kesalahan. Semoga pesan di dalamnya dapat tersampaikan dan tersebarkan..
14052013